20 Macam-Macam Peristiwa Alam di Indonesia dan Dampaknya

Diposting pada

Jenis Peristiwa Alam Indonesia

Alam memang memiliki banyak peristiwa menarik untuk diamati, sesuatu yang aneh, unik, menakjubkan, bahkan mengerikan. Peristiwa alam dalam arti lahan adalah semua bentuk peristiwa atau fenomena yang terjadi secara alami atau tanpa campur tangan manusia sebagai makhluk sosial. Peristiwa alam dapat terjadi di belahan bumi manapun dan setiap negara harus memiliki peristiwa alamnya sendiri sesuai dengan lokasi geografis. Tak ketinggalan Indonesia juga memiliki peristiwa yang tak kalah menarik dengan negara lain.

Peristiwa alam tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor, misalnya faktor dalam arti kimia, geologis, organis, maupun fisis. Bermacam-macam peristiwa alam yang terjadi di Indonesia misalnya pergantian musim, bioluminensi, api abadi, el nino, la nina, gempa bumi, tanah longsor, dan lain-lain.

Peristiwa Alam

Peristiwa alami bukanlah peristiwa rekayasa yang dibuat oleh manusia, meskipun dapat memengaruhi mereka. Contoh umum fenomena alam meliputi matahari terbit, cuaca, dekomposisi, jatuh bebas dan erosi. Sebagian besar fenomena alam, seperti kabut, relatif tidak berbahaya sejauh yang diperhatikan manusia.

Peristiwa alam dapat merujuk pada beragam fenomena, seperti:

  1. Fenomena kimia – fenomena alam yang melibatkan kimia (seperti perubahan atom atau molekul)
  2. Fenomena geologis – fenomena alam yang melibatkan struktur atau komposisi bumi
  3. Fenomena organik – (biologi) fenomena alam yang melibatkan tumbuhan dan hewan hidup
  4. Fenomena fisik – fenomena alam yang melibatkan sifat fisik materi dan energi

Pengertian Peristiwa Alam

Peristiwa alam adalah serangkaian peristiwa yang terjadi karena pengaruh yang di timbulkan oleh alam itu sendiri. Peristiwa alam dapat bersifat merugikan dan membahayakan bagi keberlangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.

Macam Peristiwa Alam

Berikut ini bermacam-macam peristiwa alam yang terjadi di Indonesia beserta dampak-dampaknya, diantaranya yaitu:

  1. Pergantian Musim

Di Indonesia terjadi dua kali pergantian musim, yaitu musim kemarau dan hujan. Musim kemarau di Indonesia dipengaruhi oleh bertiupnya angin musm tenggara, yaitu angin yang berasal dari benua Australian. Angin tersebut bersifat kering dan tidak banyak membawa uap air dari laut yang di laluinya. Musim kemarau di Indoensia pada umumnya berlangsung pada April-Oktober.

Sedangkan, musim hujan di Indonesia terjadi saat bertiup angin musim barat laut, yang sifatnya basah dan banyak membawa uap air dari samudra hindia. Musm hujan di Indonesia pada umumnya berlangsung pada bulan Oktober-April.

Akan tetapi, biasanya terjadinya pergantian musim, yang biasanya kita kenal dengan istilah musim pancaroba, membuat terjadinya anomali pada suhu dan temperatur yang mengakibatkan perubahan hawa panas dan dingin secara bergantian.

Pada pergantian musim seperti ini, perubahan suhu yang mendadak dan rasa yang tidak nyaman ini menyebabkan banyak orang mudah menjadi sakit.                           

  1. Embun

Terbentuknya embun termasuk contoh bagian dari peristiwa alam. Embun terbentuk saat udara yang berada di permukaan tanah mengalami pendinginan. Kelebihan uap air tersebut berubah menjadi embun di atas benda-benda di dekat tanah. Embun terbentuk dengan baik ketika malam hari yang cerah, atau juga bisa terbentuk dengan baik ketika kelembapan tinggi.

Di Indonesia, terjadi fenomena embun es atau embun upas di dataran tinggi Dieng yang telah menjadi magnet baru bagi wisatawan. Akan tetapi, di sisi lain, embun es ternyata memunculkan dampak merugikan bagi pertanian kentang. Tanaman kentang yang terkena embun es menjadi layu kemudian mongering hingga mati.

  1. Pelangi

Peristiwa alam yang satu ini biasanya muncul setelah terjadi hujan. Pelangi memiliki warna-warna yang sangat indah hingga banyak menjadi inspirasi terciptanya beragam cerita. Jika dilihat dari segi ilmu, proses terbentuknya pelangi sangat sederhana.

Ini terbentuk karena terjadinya pembiayasan cahaya. Ketika cahaya dibiaskan, maka cahaya akan berubah arah. Tetes air hujan bisa membiaskan dan menyebarkan cahaya sehingga terbentuk pelnggi.

  1. Bioluminesensi

Bioluminensi hanya dapat ditemukan di area tertentu di dunia. Fenomena ini muncul ketika populasi ganggang laut meledak. Ganggang menyebabkan jutaan dinoflagelat dan plankton memancarkan cahaya sebagai mekanisme pertahanan untuk menghindari predator.

Semakin terganggu semakin banyak cahaya yang dihasilkan. Biasanya sering terlihat ketika air tidak tenang dan berombak seperti ketika ada perahu atau peselancar. Kita bisa melihat fenomena ini pada malam hari di pantai Padang Bai, Bali.

  1. Api abadi

Api abadi adalah api yang tidak pernah padam dan tidak bisa padam bahkan di saat hujan. Menurut ilmu api, ini dapat dinyalakan terus-menerus karena interaksi gas metana dari tanah dengan oksigen dari atmosfer bumi. Fenomena ini hanya terjadi di lokasi tertentu di mana semburan gas alam memicu pembakaran. Di Indonesia sendiri ada beberapa lokasi api abadi yang bisa kita kunjungi:

  1. Kayangan Api – di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur
  2. Mrapen Jawa – di Desa Manggarmas, Distrik Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah
  3. Api Tak Kunjung Padam- di desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Madura
  4. Api Abadi Bekucuk – di Dusun Bekucuk, Desa Tempuran, Kecamatan Soko, Mojokerto, Jawa Timur
  5. Api Abadi Sungai Siring – di Dusun Bambu Kuning, Samarinda Utara, Samarinda, Kalimantan Utara
  6. Tanjung Api – di Teluk Tomini, Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah

Gambar Peristiwa Alam Indonesia

  1. Salju

Sebagai negara tropis yang memiliki suhu panas sepertinya tidak mungkin ada salju. Namun itu tidak berlaku di Puncak Jaya Wijaya Papua, dengan ketinggian 4.884 meter membuat puncaknya memiliki suhu yang sangat dingin yang memungkinkan lapisan es terbentuk dan bertahan hingga saat ini.

Namun baru-baru ini dikabarkan beberapa gletser atau lapisan es di bagian atas menghilang karena pemanasan global. Berdasarkan pengukuran BMKG terbaru pada 23 November 2016, ketebalan es tersisa 20,54 meter dan diperkirakan akan menghilang pada tahun 2020.

  1. Lava Biru

Lahar memang berbeda dengan lava yang dimuntahkan saat letusan pada umumnya. Fenomena ini terjadi di kawah gunung Ijen. Gunung yang terletak di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso Jawa Timur ini mengeluarkan kawah lava elektrik berwarna biru yang menakjubkan.

Menurut para ilmuwan, warna biru disebabkan oleh pembakaran gas sulfur yang bereaksi dengan oksigen di udara. Pembakaran yang dihasilkan sangat panas yang mencapai suhu antara 360 – 600 derajat Celcius, menyebabkan pembakaran api biru seperti kompor gas.

  1. Bledug Kuwu

Bledug kuwu adalah fenomena ledakan di kawah lumpur seperti di Porong Sidoarjo. Namun, fenomena ini telah ada sejak zaman mataram sekitar tahun 732 – 928. Nama bledug kuwu diambil dari bahasa Jawa “bledug” yang berarti debu / lumpur dan “kuwu” adalah lokasi semburan di desa Kuwu, Kecamatan Kradenan , Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Secara geologis letusan lumpur ini disebabkan oleh pelepasan gas metana dari bumi, ketinggian ledakan ini bisa mencapai 2 m. Lumpur ini juga memiliki kandungan mineral garam yang biasanya digunakan oleh warga untuk membuat kerupuk.

  1. Gelombang Bono

Jika biasanya ombak besar terjadi di laut, ombak ini sebenarnya terjadi di sungai. Tepatnya di Sungai Kampar, provinsi Riau, ombaknya tidak kalah dengan laut. Gulungan ombak di sungai ini bisa mencapai ketinggian 4-5m, para peselancar biasanya memanfaatkan momen ini untuk berselancar ria di tengah aliran deras.

Fenomena gelombang bono ini terjadi karena pertemuan antara arus sungai yang mengarah ke laut dan arus pasang surut yang mengarah ke sungai. Gelombang Bono biasanya terjadi pada 13 sampai dengan 18 dalam kalender Hijriah, atau saat bulan purnama.

  1. Danau 3 warna

Peristiwa Alam

Danau ini terletak di puncak Gunung Flores di Flores dan NTT memiliki keunikan tersendiri dari danau lainnya. Keunikannya terletak pada warna airnya yang bisa berubah kapan saja. Danau itu adalah 3, bernama Nuwa Muri Koo Fai, Ata Polo dan Ata Mbupu.

Masing-masing memiliki warna yang berbeda dan dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Menurut penelitian tentang perubahan warna disebabkan oleh proses geokimia dari dasar danau yang menghasilkan bahan kimia tertentu dalam air. 

  1. El Nino

El Nino ialah fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur. El Nino mempunyai dampak yang beragam dalam lingkup skala global.

Beberapa negara di kawasan Amerika Latin seperti Peru, saat El Nino terjadi, negara tersebut akan mengalami peningkatan curah hujan, sedangkan di Indonesia, secara umum dampak dari El Nino terhadap wilayah Indonesia adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan.

  1. La Nina

La Nina merupakan fenomena turunnya suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik yang lebih rendah dari wilayah sekitarnya. La Nina menyebabkan musim hujan di atas kawasan Indonesia dengan rata-rata intensitas curah hujan yang lebih tinggi dari tahun-tahun biasanya. El Nino dan La Nina merupakan fenomena alam yang biasanya berulang setiap periode 4 tahun sekali.

  1. Erosi

Erosi dapat diartikan sebagai proses pengikisan padatan, seperti sedimen,batuan,tanah dan partikel lainnya, karena terjadinya tranportasi oleh angin, air atau gletser/es, hujan, creep  atau rayapan pada tanah dan material lainnya di bawah pengaruh gravitasi atau makhluk hidup, misalnya oleh hewan membuat liang, hal itu dinamakan bio erosi.

Dampak terjadinya erosi diantaranya yaitu menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan), dan menurunnya kemampuan tanah untuk menyerap air (infiltrasi).

  1. Gunung Meletus

Gunung meletus merupakan fenomena alam yang terjadi karena adanya endapan magma pada perut bumi dan disemburkan oleh gas yang mempunyai kekuatan tinggi. Letusan gunung api adalah salah satu bencana alam yang sangat dahsyat, yang bisa berdampak pada kerusakan lingkungan. Misanya tumpukan abu vulkanik dan pasir, awan panas, serta banjir lahar.

Ketika letusan terjadi, gunung mengelurkan magma yang membara sehingga kebakaran hutan di sekitar gunung sulit untuk di hindari. Akan tetapi, dampak positifnya adalah lahan menjadi subur, material yang keluar dari perut bumi dapat dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat, energi panas bumi, areal wisata alam, dan sumber daya air.

  1. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran hebat yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam, misalnya patahan pada kulit bumi, letusan gunung berapi, dan runtuhan lereng pegunungan. Pada umumnya daerah-daerah yang menjadi jalur gempa bumi berada di sepanjang gunung berapi. Hal tersebut disebabkan karena pada jalur tersebut banyak terjadi patahan, gunung meletus, dan runtuhan.

Beberapa dampa negatif yang ditimbulkan karena terjadinya gempa bumi, yaitu hilangnya nyawa dan harta benda, kerusakan bangunan, kerusakan infrastruktur, memicu timbulnya tsunami, bisa juga mengkibatkan banjir jika gempa berkekuatan tinggi bisa memicu retakan di dinding bendungan yang kemudian menyebabkan runtuhnya bendungan, trauma piskis.

  1. Kebakaran Hutan

Fenomena kebakaran hutan sudah sering terjadi di Indonesia. Meskipun pada dasarnya, kebakaran hutan bukan hanya terjadi karena fator alam, tapi lebih banyak diakibatkan oleh tindakan manusia yang memang sengaja membakar hutan untuk kepentingan tertentu.

Kebakaran hutan yang terjadi secara alami terjadi akibat gesekan dahan pohon yang mongering pada musim kemarau. Akan tetapi, kebakaran di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh pembakaran hutan untuk lahan pertanian.

Dampak negatif terjadinya kebakaran hutan yaitu hilangnya ekosistem hutan yang menjadi rumah bagi satwa-satwa liar, berkurangnya sumber oksigen karena pepohonan telah habis terbakar, serta berdampak buruk pada kesehatan manusia dengan banyaknya asap yang menganggu pernafasan.

  1. Tanah Longsor

Tanah-tanah yang ada di Indonesia banyak yang bersumber dari letusan gunung api. Tanah tersebut memiliki komposisi yang sebagain besar berupa lempung dengan sedikit pasir. Tanah yang berasal dari gunung api merupakan tanah yang subur.

Akan tetapi, tanah jenis tersebut sangat berpotensi longsor pada musim hujan, apabila tidak ada tanaman hias keras yang berakar kuat, tanah ini berpotensi mendatangkan bncana alam. Dampak yang ditimbulkan karena terjadinya tanah longsor adalah hilangnya nyawa dan harta benda, kerusakan bangunan dan infrastruktur, harga tanah turun, trauma psikis.

  1. Banjir

Musim hujan di Indonesia biasanya membawa banyak curah hujan. Dalam kombinasi dengan penggundulan hutan atau saluran air yang tersumbat oleh puing-puing, itu dapat menyebabkan sungai meluap dan ini mengakibatkan banjir. Banjir terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia dan dapat menyebabkan ratusan korban, menghancurkan rumah dan infrastruktur lainnya, dan merusak bisnis lokal.

Bahkan di kota besar seperti Jakarta, banjir terjadi secara teratur (pada dasarnya setiap tahun) karena pengelolaan air yang lemah dikombinasikan dengan hujan lebat. Juga pada bulan Februari 2017 Jakarta dilanda banjir besar yang menyebabkan ribuan rumah dibanjiri oleh air berwarna cokelat keruh, kadang-kadang sedalam 1,5 meter.

  1. Angin Topan

Angin topan merupakan pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang terjadi di khatulistiwa. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini pada umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam. Angin topan biasanya terjadi pergantian musim.

Angin topan bisa membawa dampak negatif dalam berbagai bidang, diantaranya yaitu dalam bidang perhubungan, misalnya karena tekanan udara dan juga angin yang tidak stabil, maka untuk penerbangan tentu akan ditunda sebab penerbangan sangat rentan terhadap cuaca.

Dampak angin topan dalam bidang pertanian diantaranya yaitu akan mengganggu penyerbukan dan membuat pertanian menjadi gagal panen karena kecepatannya sangat tinggi dan kekuatannya sangat besar.

  1. Hujan Asam

Hujan asam adalah hujan yang mempunyai ntingkat keasaman atau pH dibawah normal, yaitu dibawah 5,6. Secara umum, hujan yang turun di wilayah Indonesia mempunyai pH normal sekitar 6, sedangkan hujan asam memiliki kandungan pH di bawah kadar normal tersebut. Asamnya hujan tersebut disebabkan karena adanya kandungan karbondioksida atau CO₂ yang larut dengan air hujan tersebut dan memiliki bentuk sebagai asam lemah.

Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan karena terjadinya hujan asam adalah jumlah ian yang ada di laut mengalami penurunan, merusak lapisan lilin yang ada pada daun tanaman, hilangnya nutrisi yang dimiliki oleh tanaman, menghambat pertumbuhan akar tanaman, manusia menjadi mudah terkena beragam penyakit kulit, besi mudah berkarat.

Itulah tadi penjelasan secara lengkap kepada segenap pembaca terkait dengan macam-macam peristiwa alam di Indonesia dan dampaknya secara umum. Semoga melalui artikel ini bisa memberikan wawasan serta menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *