Pengertian Spora, Fungsi, Jenis, dan Cara Berkembangbiak

Diposting pada

Pengertian Spora

Pada dasarnya berbagai macam tumbuhan yang kita kenal berkembang biak menggunakan spora. Misalnya saja pada tanaman paku-pakuan, jamur,  suplir, dan ganggang. Oleh karena demiakian dalam Ilmu Pengetahuan Alam kajian terkait ini didasari pada arti habitat yang menjadi makna ekosistem dalam mahluk hidup.

Spora

Umumnya spora terdiri dari sel tunggal yang memiliki kemampuan untuk berkembangbiak menjadi individu baru. Spora tidak dapat disamakan dengan gamet, gamet digunakan pada reproduksi seksual. Sementara spora digunakan pada reproduksi aseksual, sehingga spora tidak butuh melebur untuk dapat melakukan reproduksi.

Pengertian Spora

Spora adalah sel reproduksi yang terdapat pada beberapa klasifikasi makhluk hidup, yaitu berupa satu atau beberapa sel yang dibungkus lapisan pelindung. Selnya dapat berupa sel haploid atau juga sel diploid. Makhluk hidup yang memiliki spora diantaranya tumbuhan, ganggang, protista dan jamur.

Selain pada makhluk hidup yang sudah disebutkan, spora juga ditemukan pada bakteri. Akan tetapi spora yang ada pada bakteri tidak terlibat pada proses reproduksi. Spora pada bakteri hanya berfungsi untuk melindungi bakeri dari

Fungsi Spora

Fungsi utama yang dimiliki oleh spora antara lain;

  1. Sebagai cara perkembangbiakan tumbuhan. Dimana spora merupakan satu atau beberapa sel yang dilapisi pelindung
  2. Berfungsi sebagai alat persebaran, dalam hal ini spora memiliki penampakkan yang mirip dengan biji

Jenis Spora

Jenis spora dibedakan berdasarkan pengelompokkan tertentu. Diantarnya menurut fungsi, menurut pembentukannya, dan menurut makhluk hidup yang memiliki spora. Berdasarkan fungsinya, spora dibedakan menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut:

  1. Spora sebagai alat perkembangbiakan tumbuhan vaskuler non-biji, lumut, Myxozoa, dan fungi. Memiliki nama lain yaitu diaspora.
  2. Endospora dan eksospora, yaitu spora yang dibentuk oleh bakteri divisi Firmicuta untuk mempertahankan diri dalam lingkungan ekstrim.
  3. Klamidospora, spora pertahanan diri yang dibentuk oleh fungi.
  4. Zigospora, sebagai alat persebaran pada fungi Zygomycota.

Sementara itu, jenis spora berdasarkan pembentukannya hanya terdiri dari dua jenis spora, yaitu :

  1. Meiospora, dihasilkan dari proses meiosis pada rane, paku air, lumut, dan tumbuhan berbiji.
  2. Mitospora, dihasilkan dari proses mitosis pada sebagian besar spesies fungi, dan paku-pakuan.

Jenis atau macam-macam spora didasarkan pada makhluk hidup yang memilikinya. Untuk itu, maka beberapa makhluk hidup yang disebutkan diatas juga termasuk ke dalam jenis spora. Penjelasan lebih lanjut, dapat disimak pada uraian berikut;

  1. Spora Bakteri

Beberapa jenis bakteri membentuk spora yang dinamakan endospora. Sebagai spora pada bakteri endospora berfungsi sebagai alat pelindung jika bakteri berada pada kondisi lingkungan yang ekstrim. Kondisi ekstrim ini misalnya seperti suhu tinggi, bahan kimia beracun, kekeringan, dan kekurangan makanan.

Spora yang ada pada bakteri bagian dinding selnya berkembang dengan tebal untuk menahan air serta melindungi DNA dari kerusakan. Endospora akan terus bekerja hingga bakteri berada pada kondisi lingkungan yang cocok untuk berkembang. Salah satu contoh bakteri yang membentuk endospora adalah Bacillus sp.

  1. Spora Alga

Sebagai organisme yang serupa dengan tumbuhan alga mampu menghasilkan spora yang digunakan pada reproduksi aseksual. Spora alga bersifat non-motil (aplanospora) atau pun motil (zoospora). Hal ini menyebabkan spora dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya menggunakan flagelata.

Alga atau ganggang bereproduksi secara seksual dan aseksual. Jika kondisi memungkinkan, alga dewasa akan membelah kemudian menghasilkan spora dan akan berkembang menjadi individu baru. Spora yang ada pada alga diproduksi pada proses mitosis dan bersifat haploid.

Namun, ketika kondisi tidak memungkinkan untuk melangsungkan perkembangbiakan maka reproduksi akan berlangsung secara seksual yaitu dengan menghasilkan gamet. Berbeda dengan reproduksi aseksual, sel-sel kelamin akan bergabung menjadi zigospora diploid. Proses ini dibentuk pada proses meiosis.

Beberapa jenis alga memiliki siklus reproduksi yang bergantian antara seksual dan aseksual. Siklus hidupnya disebut dengan pergantian generasiyaitu fase haploid dan fase diploid. Maka dari pernyataan ini dapat diketahui bahwa spora tidak selalu dibentuk sepanjang fase hidup alga.

  1. Spora Jamur

Spora yang terbentuk pada jamur terdiri dari uniseluler dan multiseluler. Spora pada jamur dapat ditemukan dalam berbagai warna, bentuk, dan ukuran. Masing-masing bergantung pada spesies jamur.

Spora jamur dapat ditemukan pada reproduksi seksual dan aseksual. Spora seksual diproduksi dan disimpan dalam tempat yang disebut sporangia. Spora aseksual lain, disebut hifa yang diproduksi dari struktur filamen konidia.

Jamur tidak dapat melangsungkan proses reproduksinya tanpa dibantu oleh faktor lain. Salah satu faktor yang membantunya yaitu angin yang berfungsi menyebarkan spora ke daerah perkecambahan.

  1. Spora Tumbuhan

Tumbuhan memiliki pergiliran keturunan seperti halnya ganggang dan jamur. Tumbuhan yang tidak termasuk dalam golongan spermatophyta atau tidak memiliki biji seperti pakis dan lumut, tumbuh dati spora. Spora yang ada pada tumbuhan diproduksi di dalam sporangia, lalu setelah itu dilepaskan ke lingkungan.

Tumbuhan terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya tumbuhan non-vaskuler atau tidak memiliki pembuluh. Contoh tumbuhan non-vaskuler adalah tumbuhan lumut yang memiliki fase dominan berupa gametofit yaitu fase seksual.

Fase gametofit pada tumbuhan yaitu vegetasi lumut. Sementara fase sporofit atau fase aseksual terdiri dari tangkai yang memanjang, dan dengan spora yang tertutup pada sporangia yang letaknya berada pada ujung tangkai.

Pada tumbuhan lain, tumbuhan vaskuler (berpembuluh) yang tidak mampu menghasilkan biji memiliki fase generasi berupa sporofit dan gametofit. Kedua fasenya bersifat independen, contohnya yaitu pakis.

Tanaman gymnospermae dan angiospermae memiliki fase gametofit yang sepenuhnya bergantung pada generasi sporofit untuk dapat bertahan hidup. Pada tumbuhan angiospermae, bagian bunga menghasilkan mikrospora sebagai kelamin jantan dan megaspora sebagai kelamin betina. Setelah proses pennyerbukan terjadi keduanya akan bersatu membentuk sebuah biji, sementara ovarium akan berkembang menjadi buah.

  1. Spora Jamur Lendir dan Sporozoan

Jamur lendir merupakan protista yang mirip dengan protozoa dan juga jamur. Jamur lendir dapat ditemukan di tanah yang lembab, serta diantara dedaunan yang membusuk. Jamur ini menghasilkan spora yang berada di atas tubuh buah sporangia. Spora dapat tersebar dengan bantuan angin atau menempel pada hewan. Ketika lingkungan dirasa cocok untuk tumbuh, spora akan berkecambah membentuk individu baru.

Jenis spora lainnya adalah sporozoan, yaitu parasit protozoa yang tidak memiliki struktur gerak seperti jenis protozoa lainnya. Sporozoa merupakan parogen yang dapat menginfeksi hewan dan juga mampu menghasilkan spora. Seperti jenis spora lain, sporozoan memiliki pergiliran fase reproduksi yaitu seksual dan aseksual.

Cara Berkembangbiak Spora

Adapun contoh tumbuhan yang berkembang biak menggunakan spora. Diantaranya;

  1. Tumbuhan paku

Tumbuhan paku adalah salah satu tumbuhan yang terkenal menggunakan spora sebagai cara untuk berkembangbiak. Tumbuhan paku dikenal memiliki daur hidup yang bergilir, atau mengalami pergiliran keturunan. Metagenesis adalah sebutan lain bagi pergiliran keturunan tumbuhan paku, terdapat dua tahap yaitu fase gametofit dan fase sporofit.

Fase dari tumbuhan paku yang terlihat merupakan fase sporofit. Yaitu tumbuhan yang menghasilkan spora. Sementara fase gametofit, penghasil gamet bernama protalus atau protalium. Morfologi dari protalium menyerupai lembaran berwarna hijau seperti lumut hati, dengan akar semu, tidak berbatang maupun berdaun.

Tumbuhan protalium pada fase gametofit terbentuk dari spora yang jatuh di tempat lembab. Selanjutnya protalium akan menghasilkan anteridium sebagai sel kelamin jantan, dan arkegonium sebagai sel kelamin betina. Kedua sel kelamin berukuran mikroskopik, artinya hanya dapat dilihat dengan bantuan alat khusus.

Pembuahan yang terjadi pada sel telur membutuhkan bantuan air yang berperan sebagai media dari perpindahan spermatozoid. Dengan air, spermatozoid akan berenang menuju arkegonoium untuk melalukan pembuahan pada sel telur. Ovum yang sudah dibuahi akan berkembang menjadi zigot, kemudian menuju fase pergiliran keturunan selanjutnya yaitu menjadi sporofit baru.

Beberapa dari jenis tumbuhan paku memiliki spora jantan yang berukuran lebih kecil daripada spora betina. Sehingga spora jantan disebut mikrospora, dan spora betina disebut megaspora. Perbedaan ukuran spora pada suatu tumbuhan paku disebut heterospor, sedangkan ukuran yang sama pada spora disebut homospor.

Selain tumbuhan paku, kelompok tumbuhan berbiji juga memiliki daur hidup yang menyerupai paku. Hanya saja revolusinya lebih jauh, sehingga fase gametofit tidak dapat hidup mandiri tanpa sporofit. Spora yang dihasilkan pada tumbuhan spermatophyta akan menjadi serbuk sari (jantan), dan kantung embrio (betina).

Nah, itulah tadi artikel yang bisa kami bagikan pada segenap pembaca. Tentang adanya pengertian spora, fungsi, jenis, dan cara berkembangbiaknya. Semoga mampu memberikan pemahaman bagi kalian yang sedang membutuhkannya.

Gambar Gravatar
Niken Triana Putri adalah Salah satu Mahasiswi Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam di Kampus Islam Negeri yang ada di Jakarta. Saat ini selain menyelsaikan tugas akhir juga sibuk menulis di website gurusains.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *