Kota Sibolga adalah salah satu wilayah dan perwilyahan perkotaan yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Bahkan daerah ini menjadi salah satu kota penting di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data BPS tahun 2023, Sibolga memiliki jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dengan total 96.447 jiwa, sedangkan kecamatan terpadatnya ialah Kecamatan Sibolga Selatan dengan jumlah penduduk 35.169 jiwa (BPS, 2024).
Jumlah penduduk yang besar di Kota Sibolga juga memiliki beragam jenis pekerjaan, mulai dari bidang perikanan, perdagangan, dan jasa. Adapun menurut BPS (2024), jumlah penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun dan bekerja mayoritas berada di bidang jasa, yaitu sebanyak 32.145 jiwa, sedangkan yang bekerja di bidang perikanan menjadi minoritas, yakni 5.632 jiwa. Hal ini disebabkan karena Sibolga memiliki wilayah perikanan yang lebih terbatas dibandingkan daerah lain.
Kota Sibolga
Kota Sibolga dalam sejarah terbentuknya berdiri pada tanggal 5 April 1700. Namun, sejak Kemerdekaan Indonesia, penyebutan Kota Sibolga tidak serta merta digunakan, karena pada awalnya Sibolga masih menjadi bagian dari wilayah administratif yang lebih besar di Provinsi Sumatera Utara. Seiring berjalannya waktu, status Sibolga terus berubah hingga akhirnya resmi menjadi kota otonom pada tahun 1956.
Memiliki sejarah yang panjang, penduduk Sibolga juga beragam dengan status pekerjaan yang bervariasi. Jenis pekerjaan ini memengaruhi tingkat penghasilan setiap masyarakat, sehingga pemerintah daerah dan provinsi menetapkan standar gaji minimum dan maksimum di Kota Sibolga. Kebijakan ini bertujuan untuk menghindari masalah ketenagakerjaan, seperti upah yang rendah dengan jam kerja yang melebihi batas yang ditentukan.
UMK Kota Sibolga
Upah Minimum Kabupaten atau Kota yang kemudian dikenal dengan UMK berlaku untuk setiap daerah tingkat II di kabupaten maupun kota. Berlakunya UMK ini dikuatkan oleh UMP yang merupakan standar minimum upah bagi pekerja di Provinsi Sumatera Utara.
Penetapan UMK dan UMP memiliki sejumlah sudut pandang dalam segmentasi perbedaan. Jika UMP ditetapkan oleh gubernur, maka UMK ditetapkan oleh bupati atau wali kota.
UMP Kota Sibolga yang ditetapkan oleh Wali Kota Sibolga pada tahun 2024 adalah Rp3.211.031,00 jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya, yakni Rp2.710.493,00 pada tahun 2023 (Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara, 2024). Berlakunya UMK di Kota Sibolga mencakup seluruh wilayah kecamatan bagi pekerja.
Adapun kecamatan yang termasuk dalam cakupan UMK tersebut antara lain: Kecamatan Sibolga Utara, Kecamatan Sibolga Selatan, Kecamatan Sibolga Kota, dan Kecamatan Sibolga Sambas (Sibolga, 2024).
Contoh Perusahaan di Kota Sibolga
Terminal Aspal Curah (TAC) Sibolga merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penyimpanan dan distribusi aspal curah di Indonesia, khususnya di wilayah Sibolga. Perusahaan ini berperan penting dalam mendukung infrastruktur jalan dan pembangunan wilayah dengan menyediakan kebutuhan aspal dalam jumlah besar yang siap digunakan oleh berbagai proyek konstruksi.
Aspal curah adalah bahan utama dalam pembangunan dan perawatan jalan raya. TAC Sibolga memiliki fasilitas penyimpanan aspal dalam bentuk curah yang memungkinkan perusahaan konstruksi dan pemerintah daerah mendapatkan pasokan aspal yang stabil dan berkualitas tinggi.
Dengan adanya terminal ini, distribusi aspal ke wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya menjadi lebih efisien, sehingga dapat mendukung kelancaran proyek infrastruktur di daerah tersebut.
TAC Sibolga juga diharapkan mengikuti regulasi ketenagakerjaan, termasuk penerapan upah minimum sesuai dengan peraturan daerah. Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor strategis, TAC Sibolga memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan serta berkontribusi terhadap pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Itulah saja informasi yang bisa dibagikan pada kalian semuanya tentang adanya UMK di Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara. Semoga memberikan wawasan bagi kalian semuanya yang sedang membutuhkannya.
