Padang Pariaman merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Barat yang ditetapkan sejak tahun 1956 dengan ibukotanya yaitu Pariaman.1 Seiring berjalannya waktu pada tahun 2002, Pariaman ditetapkan sebagai kota otonom di Sumatera Barat, maka wilayah ibukota Kabupaten harus dipindahkan ke luar wilayah kota otonom Pariaman.
Perpindahan ibukota kabupaten itu baru terjadi pada tahun 2008 karena Pariaman menjadi kota otonom di Provinsi Sumatera Barat dengan dipimpin oleh seorang walikota. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 maka ibukota Kabupaten Padang Pariaman dipindahkan ke Parik Malintang Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.
Jumlah penduduk kota pariaman tahun 2024 Umur 0-4 tahun: 6,94 ribu jiwa,Umur 5-9 tahun: 8,72 ribu jiwa,Umur 10-14 tahun: 9,17 ribu jiwa,Umur 15-19 tahun: 8,88 ribu jiwa,Umur 20-24 tahun: 9,27 ribu jiwa,Umur 25-29 tahun: 8,77 ribu jiwa,Umur 30-34 tahun: 7,47 ribu jiwa,Umur 35-39 tahun: 7,28 ribu jiwa,Umur 40-44 tahun: 7,16 ribu jiwa,Umur 45-49 tahun: 6,34 ribu jiwa.
Kota Pariaman
Kota Pariaman termasuk kota tertua di pantai barat Pulau Sumatera. Pariaman merupakan daerah yang cukup dikenal oleh pedagang bangsa asing semenjak tahun 1500-an. Catatan tertua tentang Pariaman ditemukan oleh Tomec Pires (1446-1524), seorang pelaut Portugis yang bekerja untuk kerajaan Portugis di Asia. Ia mencatat telah ada lalu lintas perdagangan antara India dengan Pariaman, Tiku dan Barus.
Secara historis, Pariaman dikenal sebagai pusat pengembangan ajaran Islam yang tertua di pantai barat Sumatera. Salah seorang ulama yang terkenal seperti alm. Syekh Burhanuddin merupakan murid dari Khatib Sangko yang bermakam di Pulau Angso Duo yang sekarang dikenal dengan “kuburan panjang”. Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, pelaksanaan pendidikan bernuansa Islam telah berkembang di Pariaman.
Secara administratif, Kota Pariaman merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Padang Pariaman yang terbentuk pada tanggal 2 Juli 2002 berdasarkan Undang-undang No. 12 Tahun 2002, memiliki luas wilayah sekitar 73,36 Km².
UMK Kota Pariaman
UMR 2024 / UMK Tingkat II Kota Pariaman yang berada di provinsi Sumatera Barat ini ditetapkan sebesar 2.811.449 (+2.28%) dari UMK tahun 2023 sebesar 2.747.476. Sedangkan biaya hidup per orang di Kota Pariaman menurut Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh BPS pada bulan Maret 2021 adalah sebesar 1.418.689, dengan tingkat inflasi umum tahunan pada tahun 2022 adalah sebesar 5.5%, inflasi tahun 2023 sebesar 2.61%, dan estimasi inflasi tahun 2024 menurut BI sebesar 3.2%, maka biaya hidup per kapita/orang di Kota Pariaman pada tahun 2024 adalah sebesar 1.584.926.
Pariaman merupakan salah satu kota tertua di pantai barat Pulau Sumatera. Kota ini terbagi menjadi empat kecamatan, yaitu Kecamatan Pariaman Selatan, Kecamatan Pariaman Tengah, Kecamatan Pariaman Timur, dan Kecamatan Pariaman Utara.
Meskipun belum secara resmi dapat dipahami bahwa UMP Provinsi Sumatera Barat pada Tahun 2025 telah diputuskan yaitu Rp. 2.994.193,00.
Contoh Perusahaan di Kota Pariaman
Adapun untuk beberapa contoh dari adanya perusahaan di Kota Pariaman, antara lain;
- PT Bumi Sarimas Indonesia, perusahaan pengolahan kelapa yang berlokasi di Jalan Raya Padang-Bkt KM 22
- PT Aquawibawa, perusahaan air mineral yang berlokasi di Lubuk Bonta Tarok Sicincin
- PT Agrimita Utama Persada, perusahaan air mineral yang berlokasi di Lubuk Bonta Tarok Sicincin Sang Hyang Sri, PT, perusahaan benih pertanian yang berlokasi di Jambak Lb. Alung KUD. Mina Sinar Laut, perusahaan es yang berlokasi di Sungai Sirah Pariaman
- PT Sumatera Tropical Spices, perusahaan pertanian yang berlokasi di Padang Pariaman
- PT. Sumatera Tropical Spices Padang Pariaman
- PT Mitra Utama Madani
- PT Graha Layar Prima
Itulah saja informasi yang bisa dibagikan pada kalian semuanya tentang adanya UMK Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Semoga saja memberikan wawasan bagi kalian semuanya yang sedang membutuhkan referensinya.
